Friday, June 21, 2013



Jakarta : Naiknya harga BBM memancing kenaikan sejumlah kebutuhan lain, salah satunya tarif angkutan umum. Organisasi Angkatan Darat (Organda) pun mengusulkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menaikkan tarif sebesar 30 persen. Para pengguna jasa angkutan umum di Jakarta pun mulai diliputi rasa khawatir.

"Dengan tarif sekarang saja sudah lumayan. Saya harap naiknya jangan terlalu tinggi, bisa campur jalan nanti," ujar Sofi (33) warga Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (20/6/2013).

"Sebab, angkutan umum kan sangat dibutuhkan warga. Kalau mahal bagaimana?" keluhnya.

Keseharian Sofi biasa menggunakan jasa angkutan umum KWK 05 jurusan Cilincing-Tanjung Priok. Untuk perjalanan itu, dia harus merogoh kocek sebesar Rp 3.000. "Itu saya turun di Koja dari Cilincing. Masih nyambung lagi, naik angkot," tuturnya.

"Selain KWK, juga biasa naik metromini 23 ke Priok, bayar Rp 2.000. Kalau naiknya 30 persen saja, bisa Rp 3.000 naik metromini, padahal jaraknya nggak jauh. Bagaimana angkot kecil naiknya?" pungkas Sofi.

Ketua Organda DKI Soedirman sebelumnya menyampaikan rencana kenaikan tarif angkutan sebesar 30 persen. Langkah itu sebagai antisipasi naiknya harga BBM yang memicu kenaikan sejumlah barang. 

"Usulan yang akan disampaikan kepada pemprov itu adalah apa saja yang memicu kenaikan BBM ini. Dampak dari BBM ini terhadap segalanya akan bergerak naik. Jadi di situ sebagai dasar persentase ongkos kenaikan tarif," ujar Soedirman Selasa 18 Juni lalu.

Sementara Gubernur DKI Jakarta Jokowi belum dapat mengamini usulan Organda itu. Dirinya masih menunggu keputusan kenaikan harga BBM dari pemerintah pusat. 

"Naik saja belum kok. Kita itu mendahului, agar kalkulasinya segera saya pegang. Cepat saya putuskan. Jangan berlama-lama memutuskan hal seperti ini. Begitu (harga BBM) resmi naik, saya sudah punya kalkukasi dari semua sisi. Semua jadi pegangan saya. Itu yang akan kita pakai untuk buat kebijakan berapa persen naiknya," pungkas Jokowi. (Ndy/Ali)

Sumber : Liputan6.com

0 comments:

Post a Comment